Rabu, 19 November 2014

Minder



Rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput sendiri. Peribahasa ini seringkali kita dengar saat kita sedang membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Memang peribahasa ini banyak benarnya, sebab banyak orang tidak mensyukuri apa yang dimilikinya, namun justru mengingini segala yang tidak dia miliki. Namun pernakah kita berpikir, apakah peribahasa itu juga berlaku dengan orang yang sudah memiliki segala sesuatu dalam hidupnya. Jawabannya adalah berlaku, selama manusia tidak pernah mensyukuri apa yang dimilikinya. Jika benar kejadiannya seperti itu, kenapa kita tidak fokus pada rumput sendiri saja? Pasti ada sekelompok orang yang juga iri terhadap rumput kita.

Banyak orang yang tidak menyadari hal ini akan mengakibatkan seseorang memiliki rasa minder. Memang rasa minder ini akan susah dilawan bila kita tidak mengerti dan mengenal siapa diri kita sebenarnya. Mulai dari bentuk tubuh yang tidak ideal, tingkat ekonomi, status sosial, dll, banyak sekali yang bisa memicu munculnya sifat minder  dalam diri kita.

Secara umum, minder sebenarnya terjadi karena kita tidak tahu siapa diri kita, dan secara khusus kita tidak tahu apa rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita diciptakan segambar dan serupa dengan Bapa kita di sorga, lalu buat apa kita minder, kita merupakan ciptaan yang paling mulia. Namun, dibalik semua itu, sebenarnya penyebab lain yang membuat minder adalah dosa. 

Roma 3:23
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Di dalam Tuhan tidak ada seorangpun yang minder, sebab mereka tahu bahwa mereka sempurna di mata Tuhan. Namun dosa telah menjauhkan manusia dari Tuhan. Kemuliaan Allah yang tinggal dalam hidup kita semakin menjauh dan terhalang oleh dosa, itulah yang membuat kita semakin tidak mengerti siapa diri kita dan apa rencana Tuhan dalam hidup kita. Kemuliaan Bapa kita yang selalu kita banggakan telah hilang dari diri kita, dan kita merasa tidak memiliki apa-apa.

Kita selalu melihat orang lain dan mendengarkan pendapat orang lain tentang hidup kita, hal ini tidak salah, sebab dapat menjadi bahan evaluasi kita. Namun yang salah adalah jika tidak kita imbangi dengan perkataan Firman Tuhan. Jangan hidup berdasarkan kata orang, namun berdasarkan kata Tuhan.

Sebagai anak Tuhan, kita memang dilarang minder, karena:

Yeremia 1:6
Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.

  • Org minder selalu banyak alasan. Maka jawablah: Yes Lord, i'm ready!!


Yeremia 1:7
Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.

  • Minder dan iman tidak bisa jalan bersama. Yang harus kita lakukan adalah perintah Tuhan.


Yeremia 1:8
Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."

  • Minder selalu ketakutan. Namun percayalah bahwa Tuhan menyertai kita.


Yeremia 1:9-10
Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."

  • Orang minder tidak mengerti rencana Allah, padahal Tuhan selalu memberikan kita kekuatan untuk menjalani segala perintah Tuhan.

Alasan-alasan di atas sebenarnya terjadi karena kurangnya kepercayaan kepada Tuhan, padahal diri kita selalu ditopang oleh kekuatan Tuhan. Kita selalu melihat dunia dan kepekaan diri kita akan kehadiran Tuhan semakin samar. Maka dari itu, kunci yang terpenting adalah selalu menyediakan waktu bersekutu dengan Tuhan. Sediakan waktu membaca Firman Tuhan, berdoa, dan selalu ada waktu khusus untuk menjaga keintiman kita dengan Tuhan.


Selalu ada kekuatan, jawaban, dan jalan keluar dari setiap kali kita merenungkannya