Rabu, 13 April 2016

BEWARE!!

Dalam setiap keadaan kita, iblis selalu saja mencari kesempatan untuk menjatuhkan setiap anak-anak Tuhan. Dan itu baru saja terjadi pada diri saya sekitar 2 bulan yang lalu. saya ingin menceritakan kisah ini agar dapat menjadi berkat bagi saudara-saudara sekalian.

Saya termasuk orang yang beruntung, sebab segala yang saya butuhkan dapat dikatakan tercukupi oleh berkat-berkat Tuhan. Saya juga memiliki talenta-talenta yang baik dalam berbagai hal, dan ini membuat saya menjadi orang yang sangat percaya diri. Selain itu, saya juga selalu menjalin hubungan dengan Tuhan dengan bersaat teduh setiap hari, berdoa, baca Firman Tuhan, ke gereja, dll. Saya merasakan bahwa hidup saya sudah sempurna dan berkenan di hadapan Tuhan. Hingga suatu saat, saya mengalami permasalahan yang membuat emosi saya meningkat.

Di sifat kepercayaan diri yang saya miliki, saya merasa bahwa saya adalah orang hebat dan bisa segalanya. Saat itulah iblis melihat adanya rasa sombong yang muncul dari diri saya. Saya yakin ini bukanlah pertama kalinya kesombongan ada dalam diri saya, tetapi mungkin saat ini Tuhan berkata lain dan mengijinkan iblis mencobai saya.

Saat emosi saya sangat tinggi dan segalanya terjadi begitu cepat, tiba-tiba terjadilah kecelakaan. Singkat cerita, ternyata Tuhan mengijinkan tulang jari kelingking dan jadi manis tangan kanan saya patah. Saat itu juga, saya mengalami sakit yang luar biasa dan saya harus masuk rumah sakit selama 3 hari dan juga harus melakukan operasi.

Kisah tersebut sungguh menegur diri saya. Dengan segala kehebatan yang saya miliki, ternyata Tuhan hanya memilih 2 tulang yang sangat kecil dari seluruh tulang yang saya miliki, dan itu cukup untuk menjatuhkan saya, dan mengacaukan segala rencana yang saya miliki. Saya bertanya-tanya dalam diri saya, "dimana diriku yang hebat ini?",

Setelah saya masuk di rumah sakit, ternyata Tuhan punya rencana lain, saya tidak diijinkan operasi pada hari itu juga. Saat pihak rumah sakit mengatakan bahwa tidak bisa operasi hari itu, saya memang merasa sedikit kecewa dengan pelayanan rumah sakit, tetapi saya yakin itu semua adalah bagian dari rencana Tuhan.

Rasa sakit dari tangan kanan saya memang sudah sangat berkurang setelah diperban dan diberi obat penahan sakit, dan hal ini membuat saya merasa sakit ini hanya sakit biasa, dan pasti akan sembuh lagi (sebab sebelumnya saya memang pernah mengalami patah tulang yang lebih parah di tangan kiri saya, dan itu sudah sembuh dan kembali normal). Hingga dokter anestesi (bius) yang menangani saya datang dan berkata kepada saya bahwa operasi akan dilakukan keesokan harinya jam 10 pagi. Dan saya akan mulai di anestesi jam 9 pagi. Dia berkata bahwa saya akan dibius regional, jadi saya tidak akan merasakan apa-apa mulai dari bagian bahu kanan, dan itu akan berlangsung sekitar 8 hingga 12 jam. Dia menambahkan lagi dengan berkata, "tapi nanti jangan panik kalau tidak merasakan tangan kanannya, sebab rasanya memang seperti tidak punya tangan."

Mungkin saudara-saudara sekalian membacanya dengan biasa saja, tetapi saat kejadian itu, saya merasa Tuhan berkata kepada saya bahwa dari segala kesombongan yang saya miliki, Tuhan akan mengijinkan saya merasakan bagaimana rasanya tidak punya tangan. Saya sungguh ketakutan saat itu, sebab pada operasi sebelumnya, dokter melakukan bius total, sehingga saya hanya tertidur dan terbangun dengan kondisi sudah selesai dioperasi. Saya tidak pernah takut untuk melakukan operasi meskipun mata saya terbuka, tetapi saat itu yang saya takutkan adalah perasaan bagaimana rasanya tidak mempunyai tangan. Tuhan benar-benar telah menegur saya dengan keras, dan ini akan terus saya ingat, sebab dibalik segala sesuatu yang kita banggakan, sebenarnya kita tidak punya apa-apa. Sejak perkataan dokter itu hingga masuk ruangan operasi saya benar-benar tidak bisa tenang. Hingga detik terakhir saya terus memohon ampun dan berdoa pada Tuhan, dan tiba-tiba dokter menawari apakah mau bius total, dan akhirnya di detik terakhir itu, dokter memutuskan mengganti bius regional dengan bius total.

Tuhan mengijinkan segala sesuatu pasti dengan tujuan yang baik. Pelajaran ini memang sangat berharga dan benar-benar merubah hidup saya. Selama ini saya merasa sudah menjadi seperti yang Tuhan kehendaki. Saya juga selalu mengandalkan Tuhan dalam pekerjaan saya. Saya tidak pernah lupa memohon tuntunan Tuhan dalam segala yang saya lakukan. Tetapi ternyata masih ada sifat negatif yang sudah bersiap-siap keluar dalam diri saya. Kesombongan memang seringkali muncul tanpa kita sadari, tetapi hal tersebut akan menghalangi kita menjadi garam dan terang dunia. Kesombongan akan menutupi diri kita, dan kita tidak akan bisa memancarkan kasih Kristus bagi dunia ini.

Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan?
Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.
-Mazmur 19:12-

Kamis, 07 Januari 2016

Unexpected Effect



Bila kita ditanya siapa orang yang paling berpengaruh, mungkin kita akan menyebutkan sejumlah nama motivator, pemimpin negara, artis, atlet, dan banyak profesi lain. Kita tidak akan pernah menyebutkan nama pembantu, pegawai, atau sopir kita. Ya tentu saja hal itu akan sangat jarang terjadi, sebab dari pikiran kita pasti menganggap bahwa mereka bukanlah siapa-siapa. Bahkan mungkin ada juga di antara kita yang enggan berbicara dengan mereka.

Tetapi tidak bisa kita pungkiri juga, bahwa sebenarnya pengaruh dapat datang dari mana saja, termasuk orang-orang yang tidak kita perhitungkan. Alkitab mencatat bahwa terdapat kisah tentang seorang panglima perang yang bernama Naaman. Dikisahkan bahwa orang ini terkena penyakit kusta, dan singkat cerita dia dapat disembuhkan oleh Tuhan melalui perantaraan nabi Elisa.

Bila kita mengikuti kisahnya, Naaman dapat bertemu dengan Elisa karena jasa pelayan di rumahnya yang mengenalkannya pada Elisa dan juga karena rayuan pegawai-pegawainya untuk melakukan perkara yang diperintahkan oleh Elisa. Hal ini tentu saja tidak akan dilakukan oleh Naaman bila dia merasa gengsi dan tidak peduli terhadap bawahannya.

2 Raja-Raja 5:3
Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."

2 Raja-Raja 5:13
Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir."

Mungkin banyak dari kita juga berpikir bahwa banyak orang yang memiliki status sosial di bawah kita bukanlah siapa-siapa, dan tidak perlu kita pedulikan, tetapi dengan kisah ini Tuhan sekali lagi mengingatkan kita untuk tetap peduli dan memperhatikan mereka. Sebab Tuhan selalu memakai siapapun dan apapun yang ada di sekitar kita untuk mengingatkan kita. Bila kita sering mengesampingkan segala sesuatu yang ada di sekitar kita hanya karena kita "sombong", maka akan banyak berkat yang seharusnya menjadi milik kita justru hilang karena ketidak pedulian kita.

Pengaruh positif bisa datang kapan saja dan dimana saja, asalkan kita selalu peka dengan suara Tuhan, bahkan di waktu dan tempat yang tidak kita duga sekalipun. Jalanilah hidup ini dengan selalu berserah kepada Tuhan dan minta kepadaNya untuk selalu membuat kita peka terhadap suaraNya.

Kita bukanlah orang yang sempurna, 
maka selayaknya kita juga memperhatikan sekitar kita.