Jumat, 20 Februari 2015

Kasih yang besar, memiliki resiko yang besar



Salah satu tradisi yang masih sering terjadi saat kelahiran bayi adalah mencukur habis rambut sang bayi. Ada yang bilang rambut bayi dicukur agar saat bertumbuh dewasa, rambutnya semakin tebal. Namun dalam mencukur rambut sang bayi, tentu saja dibutuhkan keahlian khusus, sebab kepala bayi tentu sangat rawan dengan pisau cukur. Maka dari itu banyak sekali profesi yang melayani proses pencukuran rambut tersebut. Namun suatu keunikan terjadi dalam keluarga saya, ternyata saat saya masih bayi, orang tua saya tidak memanggil jasa pencukur rambut tersebut, ayah saya sendiri yang mencukur rambut saya dan saudara-saudara saya. Saat bercerita kepada beberapa orang, mayoritas orang menanyakan, apa tidak takut kalau nanti kepalanya tergores pisau, terluka, dan lain sebagainya. Tetapi ayah saya menjawabnya dengan berkata bahwa justru ayah saya lebih tidak percaya kalau proses yang penuh resiko tersebut diserahkan ke orang lain.

Mungkin beginilah yang dipikirkan Bapa kita saat memutuskan untuk menebus dosa manusia. Saya yakin Tuhan punya banyak cara untuk menebus dosa manusia daripada harus turun sendiri ke dalam dunia yang penuh dosa ini dan mengalami penderitaan yang tidak mudah. Namun kasih-Nya mengalahkan segala ego-Nya, akhirnya Dia memutuskan untuk turun sendiri dan menebus dengan cara dan rupa seorang manusia. Tuhan ingin secara pribadi lebih dekat dengan manusia dan melawan dosa dengan hidup kudus dan tanpa dosa.

Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Tuhan tidak mau hanya menyuruh malaikat-Nya, Dia ingin melakukan segalanya sendiri. Sebab Dia tidak percaya kepada pribadi selain diri-Nya sendiri. Dia tahu bahwa untuk menebus dan mengalahkan maut bukanlah hal yang dapat dilakukan semua orang. Dia tidak mau digantikan saat melakukan hal yang penuh resiko ini.

Roma 3:24
Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

1 Korintus 13:7
Ia (kasih) menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Kasih-Nya menunjukkan kesabaran dalam menanggung segala resiko yang akan dihadapi. dan tentu saja hasil dari segala pengorbanan itu telah kita terima dan nikmati hingga sekarang. Hidup kekal yang seharusnya bukanlah milik kita, kini telah dikaruniakan-Nya kepada kita. Dan hanya dengan iman percaya kita kepada Kristus Yesus, kita akan diselamatkan.

Kasih Tuhan Yesus pada kita tidak perlu diragukan lagi

Jumat, 13 Februari 2015

Jangan Putus Asa


Mungkin pendeta atau hamba Tuhan sudah seringkali memberitakan Firman Tuhan mengenai tema ini. Kebanyakan mereka akan mengatakan selalu ada harapan, serahkan semuanya kepada Tuhan, selalu ada jalan, mintalah pada Tuhan maka kamu akan mendapatkan, jangan khawatir akan hari esok, dan lain sebagainya. Perkataan mereka benar, sebab memang tertulis di dalam Firman Tuhan. Hal tersebut juga dapat kita tiru, dan kita katakan pada teman-teman kita yang sedang mengalami perasaan putus asa ini. Namun pernakah anda berpikir, bila orang terdekat anda (pasangan hidup, orang tua, anak, atau sahabat) sedang curhat kepada anda tentang beban hidupnya, bisakah kita HANYA mengatakan hal-hal seperti itu. Tentu bisa, namun itu tidak akan menyelesaikan masalah. Orang terdekat kita tentu berbagi kisah hidupnya dengan kita dengan harapan kita dapat membantu meringankan beban hidupnya, bukan hanya "mendengarkan ceramah" yang sejatinya sudah sering dia dengar dari orang lain.

Di sini saya ingin berbagi dengan orang-orang yang sedang mengalami beratnya beban hidup dan hampir putus asa. Mungkin yang saya bagikan akan menjadi teori juga bagi anda, namun saya hanya ingin berbagi kisah yang pernah saya alami. Saya sekarang bekerja sebagai wiraswasta, dan saya memulai profesi ini dengan tiba-tiba. Sebelumnya saya adalah seorang salesman dari sebuah perusahaan property yang cukup besar di Indonesia. Pendapatan saya bisa mencapai belasan hingga puluhan juta setiap bulannya, dan itu adalah hal yang sangat besar bagi seseorang yang baru lulus kuliah. Sampai setelah lewat 1 tahun, saya mulai menemukan pasangan hidup dan saya meyakinkan diri saya sendiri, bahwa saya tidak seharusnya kerja ikut orang, saya harus membuka usaha sendiri (bukan berarti kerja ikut orang itu salah, hanya pandangan saya berbeda). Singkat cerita, saya resign dari pekerjaan saya dengan mantap, dan membuka usaha sendiri di luar kota. Memang saat itu saya mencari peluang dan saya mendapatkannya di luar kota dan tidak memungkinkan saya untuk pulang setiap hari ke kota asal saya setiap hari, biasanya saya hanya pulang setiap weekend..

Tiga sampai enam bulan pertama bukanlah hal yang mudah bagi saya. Pendapatan saya secara pribadi jauh menurun dibanding pekerjaan saya sebelumnya, saya juga melihat banyak teman saya dari pekerjaan saya yang lama masih menikmati pendapatan yang seharusnya juga dapat saya miliki jika saya tidak memilih keputusan ini. Tidak hanya itu yang membuat saya tertekan, saya tinggal di kota orang sendirian tanpa ada yang menemani. Hiburan saya hanya TV, laptop, dan Ipad saya. Kesendirian ini yang seringkali dimanfaatkan oleh roh-roh jahat untuk mengganggu kita. Gangguan itu bisa berbentuk apa saja, dan yang paling sering hinggap dalam pikiran saya adalah perasaan putus asa. Iblis berkali-kali mengatakan bahwa saya salah arah, Tuhan menyesatkan saya, dan saya tidak punya teman.

Tetapi puji Tuhan saat itu Tuhan sungguh-sungguh mengasihi saya. Tuhan selalu menjaga dan membentengi kehidupan saya. Suatu saat saya mendengarkan sebuah lagu berjudul "Kau Telah Memilihku", dan lirik lagu itu begitu menyentuh hati saya.

Kau telah memilihku sebelum dunia dibentuk,
Betapa aku bersyukur padaMu, ya Tuhan, Allahku..
Kau telah memanggilku sebagai alat KerajaanMu,
Betapa aku bersyukur padaMu, atas perbuatanMu..

Mendengar lagu ini, saya merasa bahwa hidup saya berharga, dan Tuhan mengenal saya, bahkan sebelum saya mengenal diri saya sendiri. Tuhan tidak pernah salah, dan kita tidak akan tersesat selama kita selalu bersandar pada Tuhan. Saya termasuk orang yang hobi mendengarkan lagu, dan pada saat-saat tertentu Tuhan mampu berbicara melewati lagu tersebut.

Saat itu saya benar-benar tidak mengerti apa yang saya cari dari hidup saya, kesendirian benar-benar membuat saya tidak menjadi diri sendiri. Namun dibalik semua itu, dengan kesendirian yang saya alami, sisi positifnya adalah saya memiliki banyak waktu kosong, dan itu saya gunakan untuk bersekutu dengan Tuhan.

1 Yohanes 1:7
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

Yohanes 15:14
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan.

Tuhan selalu mengingatkan saya bahwa saya tidak salah jalan, dan selalu ada rencana yang dirancang sendiri oleh Tuhan bagi hidup saya. Saat-saat tersebut memang masa kejatuhan saya, namun adakalanya saya merindukan masa-masa itu bukan karena kesusahannya, namun karena kedekatan pribadi saya dengan Tuhan yang begitu dalam. Yang terpenting adalah Tuhan, dan saya selalu mencari-Nya setiap waktu.

Matius 6:33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Sekarang saya telah melewati masa-masa suram tersebut. Saya tidak melakukan hal-hal yang luar biasa, saya hanya mencari Tuhan setiap waktu, dan berkat selalu berdatangan bagi kehidupan saya. Pekerjaan saya sudah berjalan lancar, kehidupan saya kembali stabil, dan kebahagiaan selalu ada dalam hidup saya.

Saya hanya ingin berbagi kepada anda yang sedang mengalami beban hidup yang berat, dan saya hanya mau mengatakan bahwa anda berharga bagi Tuhan, carilah Tuhan setiap waktu, dan Dia tidak akan membiarkan anda jatuh tergeletak.

Tempatkan Tuhan di tempat yang pertama