Senin, 29 September 2014

Hidup dalam Kekudusan


Galatia 5:16-21
Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Hidup kudus memiliki banyak pengertian di dalam dunia ini. Banyak sekali standard yang dibuat oleh manusia untuk mengartikan arti kekudusan. Namun bila berdasarkan Firman Tuhan, kudus berarti hidup sesuai dengan keinginan Roh, dan tidak akan menuruti keinginan daging.

1 Timotius 4:12
Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan pengertian yang mudah dimengerti dalam mengartikan hidup kudus, yaitu:
1.      Moral Purity
Yaitu kemurnian nilai moral di kehidupan kita. Nilai moral ini meliputi pengendalian hawa nafsu (umumnya dalam hal seksual), kejujuran (umumnya dalam keuangan), dan komitmen dalam hidup pribadi dengan Tuhan.
2.      Self Identity
Kita harus memiliki identitas diri sebagai milik Tuhan. Hidup kita bukanlah milik kita sendiri, maka kita harus hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Hidup harus menjadi teladan bagi orang-orang percaya dalam perkataan, perbuatan, kasih, dan dalam kekudusan.

Hidup kudus bukanlah hal yang mudah, seringkali terdengar kesaksian mengenai orang-orang yang jatuh saat mencoba untuk hidup kudus. Kebanyakan orang akhirnya jatuh pada saat muncul godaan di saat kehidupan pribadinya dengan Tuhan sudah jenuh. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, jenuh berarti bosan karena melakukan pekerjaan berulang-ulang dalam waktu yang lama. Hal ini salah, sebab itu berarti banyak orang menganggap hidup kudus adalah pekerjaan atau kewajiban agama, padahal seharusnya hidup kudus dilakukan karena kita sadar akan identitas kita sebagai milik Tuhan.

1 Petrus 2:9-10
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Bagaimana kita bisa hidup kudus, bila kita tidak sadar Tuhan ada dalam hidup kita? Bagaimana kita bisa hidup kudus bila kita tidak sadar kalau Tuhan mencintai kita dan kita mencintai Tuhan? Bagaimana kita bisa hidup kudus apabila kita tidak tahu bahwa hidup ini bukanlah milik kita?

Untuk hidup kudus, kita harus mau menyangkal diri sendiri, sebab diri kita adalah daging, dan itu bertentangan dengan Roh. Lalu kita juga harus mengenal Tuhan dan kasih-Nya dalam hidup kita, maka dari itu selalu mendekatlah pada Tuhan. Dan yang terakhir kita harus menyerahkan hak-hak kita ke dalam Tuhan, yaitu dengan menyandarkan seluruh hidup kita kepada-Nya.


“Kudus memang menyiksa kedagingan kita, tetapi memuaskan kebatinan kita”

Jumat, 26 September 2014

Kisah Dua Tongkat



Hakim-hakim 3:31
Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel.
Keluaran 4:17
Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat."

Tongkat adalah suatu barang biasa yang bisa kita dapatkan di mana saja, bahkan tidak sedikit tongkat yang dibuang-buang oleh pemiliknya. Namun dalam Firman Tuhan pernah dikisahkan tentang dua tongkat yang tercatat menjadi alat yang sangat berguna.

Tongkat Musa yang digunakan untuk melakukan banyak sekali mujizat untuk membebaskan bangsa Israel dari jajahan bangsa Mesir, menjadi sangat berguna karena Tuhan menyertai Musa. Tuhan memakai tongkat yang selama ini hanya berguna untuk menggembalakan domba, menjadi alat yang sangat berharga bagi bangsa Israel. Di lain kisah, terdapat seseorang bernama Samgar yang menggunakan tongkat juga untuk berperang melawan 600 orang Filistin. Tongkat penghalau lembu diberkati Tuhan dan menjadi senjata untuk mengalahkan banyak tentara Filistin.

Bila kita mencari di kehidupan kita sendiri, sebenarnya banyak sekali hal-hal kecil yang menjadi luar biasa karena kuasa Tuhan. Logika tidak akan mampu menjelaskan kuasa Tuhan. Tongkat yang dipandang sebelah mata oleh banyak orang, dapat berubah menjadi barang yang sangat berharga bila Tuhan berkehendak.

Berapa banyak dalam hal kecil yang kita anggap tidak berguna di kehidupan kita? Jangan pernah sia-siakan yang kita miiki, baik itu harta benda, kelebihan dan kekurangan kita, bahkan orang-orang di sekitar kita. Persembahkanlah kepada Tuhan segala sesuatu dalam hidupmu, maka Tuhan akan bekerja melalui hal-hal kecil itu untuk menjadikan hidup kita luar biasa.

Tugas kita adalah mengerjakan seluruh bagian kita dengan berserah kepada Tuhan seperti Musa dan Samgar. Tuhanlah yang akan memberikan tongkat-tongkat lain kepada kita untuk menghasilkan karya Tuhan yang sempurna.

Yang sedikit menjadi banyak, ketika Tuhan ada di dalamnya”

Senin, 01 September 2014

Kejadianku Ajaib dan Dahsyat



Mazmur 139:1-14
Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 
TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. 
Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. 
Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. 
Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.
Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.
Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.

Pujian dan ucapan syukur yang sangat indah dari seorang Daud yang begitu mengagungkan Tuhan. Tuhan begitu dipuja dalam kehidupannya. Tentu saja hal ini tidak terjadi begitu saja, namun karena Daud memang sudah merasakan berkat yang luar biasa dalam kehidupannya. Dalam Mazmur 139:14, Daud menyebutkan bahwa kejadian yang terjadi dalam hidupnya begitu dahsyat dan ajaib, dan yang terpenting adalah jiwanya pun menyadari bahwa keajaiban itu berasal dari Tuhan.

Banyak dari kita yang sering merasa bahwa banyak orang yang lebih hebat dari diri kita sendiri. Pasti akhirnya kita akan menemukan kehebatan orang lain yang seringkali tidak kita miliki. Itu adalah hal yang wajar, sebab kita diciptakan menjadi diri kita sendiri, bukan diri orang lain. Namun pernakah anda berpikir, bahwa juga banyak orang yang iri terhadap kehidupan anda? Berapa banyak orang yang ingin menjadi seperti anda? Mengapa kita tidak bersyukur seperti Daud yang begitu memuji Tuhan sebab segala yang sudah terjadi dalam hidupnya.

Tuhan membuat kita sempurna, dan tidak ada yang dapat menyamai kita. Kejadian dalam hidup kita begitu ajaib dan dahsyat. Tuhan menyusun kita dari komponen-komponen kecil dan begitu detail dari hal sekecil apapun. Mulai dari sel-sel kecil hingga membentuk tubuh kita sedemikian rupa. Bahkan manusia yang kembar identik pun memiliki DNA yang berbeda satu sama lain. Maka dari itu, jangan pernah berusaha menjadi orang lain, sebab anda tidak akan bisa menjadi orang lain bagaimanapun kuatnya anda berusaha. Tuhan menciptakan kita untuk menjadi diri kita sendiri.

"Diri kita adalah karya terbaik Tuhan, tidak akan ada diri kita yang lebih indah di dunia ini."