Rabu, 16 Juli 2014

Kesatuan dalam Keragaman Kristen



Amanat agung Tuhan Yesus adalah menjadikan semua bangsa murid-Nya, yang berarti bahwa kita harus mampu menyebarkan Injil agar semua orang mengenal Kristus. Sudah banyak sekali pergerakan dari orang Kristen dalam mewujudkan hal ini, banyak sekali misionaris dari berbagai negara melakukan oenginjilan hingga ke pelosok-pelosok dunia.

Namun saat memikirkan hal ini, saya melihat kenyataan yang berbeda terjadi di dalam kalangan orang percaya sendiri. Dalam Kristen sendiri, secara tidak langsung sudah terjadi perpecahan antara beberapa denominasi gereja. Banyak terjadi perebutan jemaat, menyalahkan doktrin yang berbeda antar gereja, dan merasa bahwa gerejanya yang paling benar. Sungguh miris sekali melihat fakta ini, bahwa di tengah banyaknya misionaris yang melakukan pelayanan, ternyata di dalam kehidupan antar gereja sendiri terjadi permasalahan yang klasik.

Dalam artikel ini, saya tidak akan menyalahkan denominasi atau gereja tertentu, sebab saat ada perselisihan, yang bersalah adalah keduanya. Dari pandangan saya, hal ini kebanyakan terjadi karena terdapat sekelompok jemaat dari setiap gereja yang memiliki pengetahuan sempit dan terlalu fanatik. Banyak orang yang tidak berpikiran terbuka tentang pengajaran dari denominasi lain.

Dewasa ini memang orang Kristen semakin berkembang, tetapi banyak juga yang semakin kecewa dan sakit hati dengan Kristen. Dari pengalaman yang saya ketahui, banyak jemaat yang radikal (kebanyakan anak muda) yang terkesan "memaksa" orang lain untuk menjadi Kristen, bahkan yang ditarget bukanlah orang non Kristen, tetapi justru orang Kristen dari gereja yang berbeda. Hal ini menurut saya sudah merupakan sesuatu yang salah. Selain itu, banyak juga terjadi perdebatan yang tidak perlu antar gereja, terutama tentang doktrin-doktrin yang tidak sama. Tidak hanya doktrin yang diperdebatkan, namun juga lagu, penyembahan, liturgi, dan para pemimpin gereja. Sebenarnya yang diperdebatkan tidak ada yang salah, justru yang memperdebatkanlah yang tidak mengerti apa-apa.

Hal ini adalah permasalahan klasik yang sudah terjadi pada zaman Paulus di Korintus. Terjadi perpecahan antar jemaat yang memilih menjadi golongan Paulus dan golongan Apolos.

1 Korintus 1:12
Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus.

1 Korintus 1:23a
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan:

Paulus mengatakan bahwa "kami" yang berarti Paulus dan Apolos sama-sama memberitakan Kristus. Namun karena adanya sifat fanatik dari jemaat yang merasa pengajaran Paulus lebih baik dan juga jemaat lain yang merasa pengajaran Apolos lebih baik, maka saat itu jemaat terpecah-pecah. Paulus yang mengetahui hal ini menegur para jemaat tersebut.

Yang terpenting dalam setiap pengajaran Kristen adalah, apakah gereja atau denominasi tersebut berdasarkan pada Kristus atau tidak. Mungkin memang banyak manifestasi yang terjadi dalam perkembangan jaman ini, namun bila memang didasari oleh hal yang benar, tujuannya pun pasti akan benar. Saya percaya bahwa Kristen akan selalu ada dan berkembang, maka dari itu, hendaklah sebagai umat Kristus, kita harus lebih dewasa dalam melihat keadaan yang terjadi, khususnya di dalam tubuh Kristus sendiri.

Efesus 2:22
Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Masing-masing dari kita adalah tempat kediaman Allah. Maka janganlah terpengaruh oleh perbedaan-perbedaan doktrin antar gereja. Sebab kita tahu bahwa Roh Kudus yang akan bekerja dalam hati kita, dan kita secara pribadi akan menjadi tempat kediaman Allah. Tetapi bukan berarti kita tidak perlu ke gereja, sebab gereja adalah tempat kita bertumbuh bersama komunitas Kristus.

Beberapa hari yang lalu, saya juga mendengar dari seorang pendeta yang mengatakan di depan jemaatnya bahwa beliau menyukai lagu-lagu rohani dari denominasi yang berbeda dari gerejanya. Hal ini tidak aneh bagi saya, sebab seperti inilah yang seharusnya terjadi.

1 Korintus 1:10
Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.

Mari kita berkaca pada diri kita sendiri, apakah selama ini permasalahan ini menjadi penghambat penyebaran dan pertumbuhan Kristen? Haruslah kita sehati dan sepikir menjadi satu demi amanat agung Tuhan Yesus.

Bila kita mau obyektif, tidak akan ada gereja yang mampu menyesuaikan diri dengan kita. Pasti terdapat kekurangan-kekurangan yang akan menjadi pergumulan kita. Maka dari itu, haruslah kita bersikap dewasa dalam Kristus dan kitalah yang menyesuaikan diri dengan gereja kita.

"Kasih Kristus menciptakan kesatuan di tengah keragaman."

Selasa, 15 Juli 2014

Bersukacita



Bersukacita dalam keadaan apapun. Itu adalah keinginan dan cita-cita semua orang. Tidak ada satupun orang di dunia ini yang menolak untuk memiliki sukacita dalam hidupnya. Namun hal ini tidaklah mudah, sebab banyak sekali gangguan, godaan, dan keadaan yang akan selalu mengganggu sukacita kita.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, sukacita memiliki arti suka hati, girang hati, dan kegirangan. Sukacita melibatkan hati, yang berarti bahwa sukacita tidak dapat dibohongi dari penampakan luar saja, namun berasal dari dalam hari.

Sukacita adalah pilihan kita. Sebab dalam keadaan apapun, sebenarnya kita bisa memilih untuk tetap bersukacita. Perintah Tuhan kepada umat-Nya adalah bersukacitalah di dalam Tuhan. Dunia memang akan selalu menghalangi sukacita kita dalam Tuhan, sebab kita memang masih diselimuti oleh daging. Tetapi dengan adanya iman kita di dalam Tuhan, dan kita tahu bahwa semua keadaan adalah atas ijin Tuhan, maka sudah seharusnya kita mampu bersukacita.

Filipi 4:4
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

Sukacita yang benar akan selalu melibatkan iman kita pada Tuhan, dan hal tersebut akan menjadi sukacita yang abadi. Sukacita dalam Tuhan akan membuat kita memiliki kekuatan Roh dalam kondisi apapun. Di dalam kondisi yang menyakitkan dan tidak menyenangkan sekalipun, kita akan mampu bersukacita, sebab kita menjalaninya bersama dengan Tuhan.

Berikut saya mendapatkan beberapa referensi dari blog lain yang membahas mengenai sukacita yang dialami Paulus di dalam pelayanannya di Filipi.

1. Sukacita dalam doa ( Filipi 1:4)
Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.

2. Sukacita dalam memberitakan Injil Kristus (Filipi 1:18)
Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,

3. Sukacita dalam iman ( Filipi 1:25)
Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,

4. Sukacita persahabatan (Filipi 2:28-29)
Itulah sebabnya aku lebih cepat mengirimkan dia, supaya bila kamu melihat dia, kamu dapat bersukacita pula dan berkurang dukacitaku. Jadi sambutlah dia dalam Tuhan dengan segala sukacita dan hormatilah orang-orang seperti dia.

5. Sukacita dalam kasih dan kesatuan (Filipi 2:14)
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,

6. Sukacita dalam pengharapan (Filipi 2:16)
sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.

7. Sukacita dalam pengorbanan (Filipi 2:17-18)
Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku.

8. Sukacita atas berkat Tuhan (Filipi 4:10-11)
Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.

Untuk mengakhiri artikel ini, ada sebuah kisah nyata dari seorang yang bernama Fanny Crosby. Dia adalah seorang anak perempuan normal ketika lahir, dan kemudian menjadi buta saat umurnya 6 minggu karena suatu penyakit hingga dia meninggal di usia 94 tahun. Crosby tidak kehilangan semangat dalam hidupnya walaupun penglihatannya telah diambil. Justru sukacitanya semakin meningkat, dan dia menuangkannya dalam puisi pada umur 8 tahun. Sejak itu, Crosby menjadi seorang penulis puisi dan lagu Kristen. Dan hingga saat ini karyanya masih banyak terdengar di gereja-gereja di dunia.

Sukacita dalam Tuhan mampu mengubah hal yang biasa menjadi luar biasa. Hidup kita tidak akan pernah hambar bila ada sukacita. Seperti kisah Crosby, kita dapat mensyukuri segala keadaan hidup kita dan menjalaninya dengan sukacita. Dan yang pasti adalah, sukacita kita di dalam Tuhan terjadi karena nama kita sudah terdaftar di sorga.

Lukas 10:20
Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."

"Sukacita itu gratis, mengapa kita tidak memilih untuk bersukacita???"