Senin, 09 Juni 2014

Benarkah ada Campur Tangan Tuhan?



Seorang teman saya pernah mengatakan, buat apa dekat dengan Tuhan kalau tetap akan mengalami pencobaan? Lebih baik hidup netral saja, tidak usah dekat dengan Tuhan maupun iblis. Sebab hasilnya sama saja. Bagi saya, pernyataan ini cukup menarik, sebab memang pada kenyataannya banyak orang percaya yang juga mengalami masalah, dan bahkan banyak orang yang tidak percaya memiliki hidup yang serba berkelimpahan. Kemudian saya mulai berpikir bagaimana saya menjawab pertanyaan dari orang-orang seperti teman saya ini.

Sebenarnya bila kita menanggapi dengan berlandaskan sifat kedagingan kita, semua memang terlihat sama. Kita akan mengalami masa-masa yang senang dan susah secara bergantian. Tapi yang perlu kita sadari adalah apakah kesusahan yang kita alami dapat membuat kita menjadi lebih baik? Dan apakah kesenangan yang kita alami adalah kesenangan yang sesaat atau kesenangan yang kekal? Hal inilah yang membedakan antara kita hidup bersandar pada Tuhan dan hidup berlandaskan diri kita sendiri.

Banyak dari orang-orang yang hidup berlandaskan dirinya sendiri tidak menyadari bahwa selalu ada campur tangan Tuhan dalam hidupnya. Banyak hal kecil dalam hidup kita yang tidak kita sadari bahwa itu adalah campur tangan Tuhan. Ada orang yang meminjamkan charger handphone saat baterai handphone kita habis, ada spot wifi saat kita butuh jaringan internet, kita menemukan toilet umum saat kita butuh huang air, dan lain-lain. Banyak sekali hal yang merupakan pertolongan Tuhan, tapi kita anggap itu sebagai hal biasa yang memang sudah seharusnya kita dapatkan atau kadang kala hanya kita anggap suatu kebetulan. Kita jarang sekali mensyukuri hal-hal kecil dalam hidup kita, tetapi saat sedikit saja hal buruk menimpa hidup kita, tidak jarang dari kita segera bersungut-sungut kepada Tuhan.

Segala kesuksesan yang kita dapatkan bukanlah hasil jerih payah kita sendiri. Mungkin kita merasa Tuhan tidak turut campur atas pekerjaan tangan kita, tetapi bila kita melihat kembali langkah-langkah yang kita lakukan dalam mencapai suatu kesuksesan, pasti kita merasakan bahwa ada suatu "kebetulan" atau keberuntungan yang terjadi dalam hidup kita. Bahkan teori ekonomi pun mengatakan bahwa ada yang disebut sebagai "invinsible hand". Secara tidak langsung, para ekonom dunia pun mengakui bahwa ada turut campur tangan Tuhan dalam setiap tingkat ekonomi kita.

Nehemia 6:16
Ketika semua musuh kami mendengar hal itu, takutlah semua bangsa sekeliling kami. Mereka sangat kehilangan muka dan menjadi sadar, bahwa pekerjaan itu dilaksanakan dengan bantuan Allah kami.

Dalam menjalani hidup ini, susah dan senang, sukses dan bangkrut, sakit dan sehat, dan segala yang kita alami adalah rancangan Tuhan. Tidak ada yang namanya suatu kebetulan, yang ada adalah rencana Tuhan yang sudah disiapkan bagi kita. Yang terpenting bagi kita orang percaya adalah menjalani hidup ini dengan selalu berserah pada Bapa, dan menyadari bahwa segala yang terjadi pasti memiliki arti bagi hidup kita.

Ayub 11:16-18
bahkan engkau akan melupakan kesusahanmu, hanya teringat kepadanya seperti kepada air yang telah mengalir lalu. Kehidupanmu akan menjadi lebih cemerlang dari pada siang hari, kegelapan akan menjadi terang seperti pagi hari. Engkau akan merasa aman, sebab ada harapan, dan sesudah memeriksa kiri kanan, engkau akan pergi tidur dengan tenteram;

Kisah Ayub sangat mewakili bahasan kita ini. Dia mampu menanggung segala yang terjadi dalam hidupnya dengan ikhlas dan berserah kepada Tuhan. Dan seperti yang kita tahu, pada akhirnya segala kesehatan dan harta benda yang dimilikinya dikembalikan berkali-kali lipat lebih baik kepadanya.

Orang dunia akan melihat hidup kita hanya dari kesengsaraan yang kita alami, maka dari itu banyak orang akan mencibir kita dengan mengatakan buat apa ikut Tuhan kalau juga mengalami kesengsaraan. Mari kita jawab hal itu dengan menjalani hidup ini dengan penuh bersyukur.



"Bersyukur adalah hal yang paling mudah kita lakukan untuk membuat hidup kita bahagia"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar