Senin, 09 Juni 2014

Mengampuni??


Saya seringkali mendengar bahwa kata maaf adalah kata yang susah diucapkan. Sebab saat kita mengucapkan maaf kepada seseorang, itu sama saja kita mengakui bahwa kita memang salah terhadap dia. Tapi menurut saya itu hal yang wajar dan harus dilakukan, apalagi kita menyadari bahwa kita memang salah.

Saat saya sedang berpikir tentang maaf, tiba-tiba saya berpikir sebaliknya. Bagaimana jika kita di posisi sebaliknya, yaitu ada orang yang minta maaf kepada kita. Apakah mengampuni sama susahnya dengan meminta maaf?

Dalam menjalani hidup ini, seringkali kita menjumpai permasalahan, baik dengan teman, rekan kerja, saudara, orang tua, dan hampir dengan semua orang yang dekat dengan kita. Pertanyaannya adalah sejauh mana permasalahan itu berdampak pada kehidupan kita? Bila permasalahan itu hanya permasalahan kecil, mungkin kita dapat dengan mudah mengampuni, melupakan, dan mengambil sisi positif dari permasalahan itu. Namun apa yang terjadi bila permasalahan itu membuat kita sakit hati, kecewa, atau bahkan membenci orang yang bermasalah tersebut? Bisakah kita tetap mengampuninya dan move on??

Matius 6:14-15
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

Saat membaca ayat tersebut, saya segera mengingat tentang kesalahan saya terhadap Tuhan. Kita bisa saja dengan mudah membuat hati Tuhan kecewa akan janji-janji kita kepadaNya yang seringkali kita langgar, lalu dengan mudah kita hanya mengaku salah, minta maaf, lalu jatuh lagi ke dalam dosa. Lalu kita minta maaf lagi, jatuh lagi, dan begitu seterusnya. Bila kita menjadi Tuhan, mungkin kita sudah tidak bisa mengampuni lagi, sebab itu semua seperti "janji palsu" yang dapat dengan mudah dilanggar. Tapi beruntunglah kita karena memiliki Tuhan yang luar biasa. Tuhan mau mengampuni kita sesering apapun kita jatuh. Tuhan memiliki hati yang penuh kasih, dan Dia sangat membenci kesalahan kita, namun Dia menyayangi kita melebihi apapun. Dan Tuhan hanya ingin memberi kita kesempatan untuk tidak membuatNya kecewa lagi.

Memahami kasih Tuhan dan menerapkannya dalam hidup kita ini sangat tidak mungkin. Sebab tidak ada dalam akal sehat manusia, yang mampu dan mau mengampuni sesering Tuhan mengampuni kita. 

Matius 18:21-22

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Sangat mustahil kita masih bisa memberikan pengampunan bila orang tersebut berbuat salah berkali-kali kepada kita. Namun kita juga harus sadar bahwa kita juga melakukan hal yang sama terhadap Tuhan. Maka janganlah melihat seberapa sering atau besar kesalahan orang lain terhadap kita, namun refleksikan dahulu seberapa sering dan besar kesalahan kita terhadap Tuhan dan Dia tetap mau mengampuni kita.

Mintalah pada Tuhan kekuatan dan kasih untuk mengampuni kesalahan orang lain. Seberapa besar kesalahan yang orang lain buat kepada kita, mereka juga memiliki hak untuk diampuni. Mengampuni akan memberikan kita kedamaian. Kebencian dan kemarahan adalah hal yang wajar dimiliki oleh manusia, tapi sebagai orang Kristen, kita harus menjadi manusia yang berbeda dengan manusia dunia. Kita memiliki Tuhan yang penuh kasih, dan Dia siap untuk membagikan kasihNya kepada kita yang mau belajar untuk semakin serupa denganNya.

"Mungkin ada banyak alasan saat orang berbuat salah, 
tapi perlukah alasan untuk mengampuni?" 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar